Rabu, 07 Oktober 2009

istirah

GEMPA BUMI : Sebuah fenomena alam yang pada 5 tahun terakhir intensitasnya menguat. Dari kacamata duniawi bisa kita pahami sebagai pertanda jagat ini telah rapuh oleh ulah manusia (human Error). Dari kacamata ukhrowi, dapat dipahami suatu kehendak Allah SWT untuk menguji dan memperingatkan umat manusia agar kepandaian ilmunya dan kehebatan teknologinya tidaklah sampai melupakan Tuhan pencipta semesta. Sebagai manusia, kita sering melakukan kesombongan di hadapan Allah. Betapa banyak Sunnatullah yang telah disiasati oleh manusia demi pemenuhan kebutuhan nafsu dunia tanpa pernah melibatkan Allah selaku Penciptanya. Manusia sering jadi Tuhan-tuhan kecil di hadapan manusia lain, bahkan manusia sudah merasa sanggup "Menipu Allah".
Tulisan ini tentu tidak dimaksudkan untuk mengatakan bahwa saudara2 kita yang tertimpa Gempa Sumatera adalah orang2 yang lupa Allah, karena yang demikian itu wilayah Allah SWT..bukankah Allah sendiri memperingatkan bahwa musibah itu tidak saja menimpa orang2 yang jahat, akan tetapi orang2 beriman pun bisa terkena musibah.
Tulisan ini ingin mengajak diri penulis dan kaum mulsimin, agar dalam duka bencana gempa ini, kita bisa menemukan IBRAH (pelajaran) demi meningkatkan keta'atan kita kepada sang khaliq. karena bisa jadi hari ini kita menangis melihat korban gempa, tetapi di lain waktu kita ditangisi lantaran tertimpa gempa. (Ya Allah Lindungilah kami dari marabahaya yang mengancam).
Gempa di Padang terjadi pada pukul 17.16 WIB persis dengan Firman Allah dalam Surat 17 ayat 16 (Al-Israa') yang artinya : "Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri maka Kami perintahkan kepada orang2 yg hidup mewah di negeri itu (supaya menta'ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami) kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya".  (QS : 17 : 16). 
Gempa susulan terjadi pukul 17.58 WIB, persis dengan Firman Allah Surat 17 ayat 58 (Al-Israa') yang artinya : "Tak ada suatu negeripun (yg durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat. atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yg sangat keras. Yg demikian itu telah tertulis di dalam kitab (lauh Mahfuzh)". (QS : 17 : 58).  
Gempa di Jambi terjadi pukul 8.52 WIB, dan mari kita cek Firman Allah Surat 8 ayat 52 (Al-Anfaal) yang artinya : "(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut2nya serta orang2 yg sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa2nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya". (QS : 8 : 52).

Tentu kita tdk akan memperdebatkan apakah kejadian ini hanya suatu kebetulan atau memang kehendak Allah, karena bisa jadi perdebatan kita justru men-distorsi keimanan kita di hadapan Allah.
Yang perlu kita lakukan adalah ber-istirah sejenak, merenung dan sedikit-demi sedikit mulai meng-internalisasikan ayat-ayat itu ke dalam jiwa kita untuk selanjutnya kita jadikan dasar bagaimana seharusnya kita menjalani hidup dan bersikap kepada Allah SWT.  (Cak Bam)