Selasa, 25 Agustus 2009

istirah

NIKMAT, arti nikmat sesungguhnya mengandung banyak kamuflase. jika kita tidak cermat dalam melihat dan merasakan nikmat itu sendiri, biasanya kita masuk pada perangkap nikmat yang nisbi.
Ketika kita sedang berjalan kaki berpuluh-puluh kilo dan tidak ada satu-pun kendaraan yang bisa kita tumpangi, tiba-tiba ada seseorang yang nyamperi untuk naik ke dalam mobil mewahnya, maka pada saat itu kenikmatan sejati sedang merasuki jiwa kita. kenikmatan yang kita rasakan pada saat itu jauh lebih nikmat ketimbang apa yang dirasakan oleh pemilik mobil mewah itu.(Cak Bam)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

wah enak juga baca-baca tulisan mas Bambang, sederhana tapi tetap ada makna. Lanjutkan mas aku setuju (Birin)

admin.istirah mengatakan...

Oke, Trims atas atensinya